Rajungan Jadi Potensi Ungulan Sektor Perikanan Provinsi Lampung

LAMPUNG - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyebut potensi sumber daya kelautan dan perikanan Provinsi Lampung sangat besar, termasuk rajungan.

Rajungan telah mendukung mata pencaharian lebih dari 4.000 nelayan dan seribu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didominasi perempuan.

Perlu diketahui, berdasarkan data Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Provinsi Lampung, ekspor rajungan pada 2021 mencapai 1.578 ton dengan nilai USD36,91 juta.

Nilai tersebut meningkat 50,8 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar USD23,83 juta dengan volume 1.383 ton," kata Arinal Djunaidi saat membuka Pameran dan Diskusi Program Photovoices di Sheraton Hotel, Selasa (24/5/2022).

Arinal Djunaidi mengungkapkan, perikanan rajungan merupakan komoditas yang dapat diandalkan untuk menopang mata pencaharian masyarakat, tidak hanya nelayan, tetapi juga seluruh rantai nilai yang terkait.

"Di sisi lain, stok sumber daya rajungan di perairan Lampung saat ini semakin mengalami tekanan akibat penangkapan ikan secara berlebihan, limbah domestik rumah tangga. pencemaran, dan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan," ujar Arinal Djunaidi

Arinal Djunadi menjelaskan, pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memiliki inisiatif pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta komitmen sebagai pilot projeck pertama pada 2017.

"Lampung harus menjadi penghasil rajungan terbaik di Indonesia pada 2022 dengan mendorong pengelolaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat," kata Arinal Djunaidi.

Menurut Arinal Djunaidi, tidak hanya berfokus pada aspek nelayan dan pengolahan, namun juga penyadarhanaan dan pengembangan kapasitas perempuan untuk berperan aktif dalam pengelolaan perikanan rajungan secara berkelanjutan

"Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar sehingga menjadi penggerak perkonomian masyarakat termasuk komoditas perikanan rajungan," ujar Arinal Djunaiidi.