"Turunkan tim ahli independen untuk melakukan penelitian, kajian, dan memberikan rekomendasi terkait proses rehabilitasi laut, lingkungan, serta masyarakat yang terdampak," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Sepinya kunjungan ke Pulau Popole diduga kuat akibat dampak pencemaran lingkungan yang terjadi beberapa bulan lalu. Tumpahan batu bara dari sebuah kapal tongkang yang kandas di sekitar perairan pulau menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan pesisir. Air laut yang biasanya jernih berubah keruh, dan hamparan pasir putih kini bercampur sisa-sisa material hitam pekat.
Bahkan di pulau dengan luas sekitar 228 ribu meter persegi itu, kini dipenuhi oleh ribuan karung batu bara. Sedianya batu bara itu akan digunakan untuk bahan pembakaran di PLTU Banten 2 Labuan, yang letaknya berdekatan dengan Pulau Popole.
Rusaknya ekosistem di Pulau Popole ini dikeluhkan oleh seorang wisatawan, Jamiah. Dia mengaku kecewa dan tak menyangka kondisi Pulau Popole berubah drastis dibanding kunjungan sebelumnya. Sisa material batu bara yang masih ada, membuat kondisi ini membuat dirinya tidak nyaman, sehingga wajar apabila tidak ada wisatawan yang datang.